JAKARTA - Pembangunan infrastruktur strategis terus menjadi perhatian utama pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Salah satu proyek besar yang tengah berlangsung adalah Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi), yang digadang-gadang menjadi ruas tol terpanjang di Jawa Timur sekaligus penghubung vital antara Probolinggo dan Banyuwangi. Kehadiran tol ini diyakini mampu mempercepat arus logistik, mobilitas masyarakat, hingga pengembangan kawasan wisata di ujung timur Pulau Jawa.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menyampaikan bahwa proyek ini kini memasuki fase penting dengan progres konstruksi yang terus menunjukkan perkembangan signifikan. Targetnya, ruas tahap pertama yang menghubungkan Probolinggo ke Besuki sepanjang hampir 50 kilometer dapat rampung pada akhir 2025.
Tahapan Konstruksi Tol Probowangi
Melalui unggahan di akun resmi Instagram Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU @pupr_bpjt pada Sabtu, 13 September 2025, dijelaskan bahwa Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dirancang sepanjang 175,46 km. Proyek ini dibagi ke dalam dua tahap konstruksi besar.
Tahap I mencakup pembangunan sepanjang 49,68 km (Seksi 1–3) yang menghubungkan Probolinggo hingga Besuki. Tahap ini menjadi pondasi utama untuk membuka akses lebih cepat di wilayah timur Jawa Timur.
Tahap II melanjutkan pembangunan sepanjang 128,78 km (Seksi 4–7) dari Besuki hingga Ketapang, yang saat ini masih dalam tahap perencanaan.
Dengan pembagian tahapan ini, pemerintah berharap setiap ruas dapat difungsikan secara bertahap sehingga manfaat bagi masyarakat bisa segera dirasakan, bahkan sebelum keseluruhan tol selesai dibangun.
Progres Pembangunan Tahap I
Pada Tahap I, sejumlah seksi konstruksi telah mencatat kemajuan cukup tinggi:
Seksi 1.1 (Gending–Suko): progres mencapai 90,49%
Seksi 1.2 (Suko–Kraksaan): progres 90,49%
Seksi 2 (Kraksaan–Paiton): progres 100% atau sudah rampung
Seksi 3.1 (Paiton–Banyuglugur): progres 77,85%
Seksi 3.2 (Banyuglugur–Besuki): progres 77,85%
Ruas-ruas ini diharapkan bisa segera difungsikan pada akhir tahun depan. Keberadaannya akan memangkas waktu tempuh perjalanan dari Probolinggo ke Besuki, dari yang sebelumnya sekitar 1 jam 15 menit menjadi hanya 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80–100 km per jam.
Efisiensi Waktu dan Dampak Ekonomi
Tidak hanya mempersingkat perjalanan antarkota, tol ini juga memberikan perubahan signifikan untuk perjalanan jarak jauh. Rute Probolinggo–Banyuwangi yang sebelumnya ditempuh 5 jam melalui jalan arteri, kelak bisa diselesaikan hanya dalam 2 jam.
Perubahan waktu tempuh ini tentu berdampak besar pada berbagai sektor. Logistik lebih efisien, pariwisata di kawasan Banyuwangi dan sekitarnya akan semakin berkembang, serta distribusi hasil pertanian dan perikanan bisa lebih cepat sampai ke pasar. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Tol Probowangi disebut sebagai proyek strategis yang menjadi katalisator pertumbuhan kawasan Tapal Kuda (Probolinggo, Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, dan Pasuruan).
Inovasi dan Ramah Lingkungan
Menariknya, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi juga mengusung konsep ramah lingkungan. Proyek ini memanfaatkan Hybrid Wind Tree, sebuah inovasi energi terbarukan yang digunakan untuk efisiensi energi di sepanjang jalur tol. Kehadiran teknologi ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan infrastruktur modern tanpa mengabaikan aspek keberlanjutan.
Selain itu, pembangunan tol ini sempat mencatat Rekor MURI, menandakan pencapaian monumental dalam sejarah pembangunan infrastruktur nasional. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa proyek Tol Probowangi tidak hanya penting dari sisi manfaat, tetapi juga memiliki nilai kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Jawa Timur dan Indonesia secara umum.
Manfaat Jangka Panjang
Dengan panjang total 175,46 km, tol ini akan menjadi yang terpanjang di Jawa Timur. Fungsinya tidak hanya sekadar jalan bebas hambatan, melainkan juga tulang punggung pengembangan ekonomi kawasan timur Jawa. Mobilitas barang dan manusia yang lebih cepat diyakini akan memicu tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru di sepanjang jalur tol.
Selain itu, pariwisata di Banyuwangi dan daerah sekitar diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan. Wisatawan yang sebelumnya enggan melakukan perjalanan darat karena lama, kini memiliki alternatif lebih cepat, nyaman, dan efisien.
Proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) bukan hanya soal pembangunan jalan raya, tetapi juga tentang menciptakan masa depan baru bagi Jawa Timur, khususnya kawasan Tapal Kuda. Dengan progres yang sudah mencapai lebih dari 90% di beberapa seksi, harapan masyarakat untuk segera menikmati manfaat tol ini semakin dekat.
Ketika tol ini beroperasi penuh nanti, perjalanan dari Probolinggo hingga Banyuwangi akan terasa lebih singkat, pertumbuhan ekonomi akan terdorong, dan konektivitas Jawa Timur dengan wilayah lain semakin kuat. Proyek ini layak disebut sebagai salah satu ikon pembangunan infrastruktur modern di Indonesia.