Indonesia Targetkan 5,2 GW Energi Panas Bumi Nasional

Selasa, 16 September 2025 | 14:07:08 WIB
Indonesia Targetkan 5,2 GW Energi Panas Bumi Nasional

JAKARTA - Pemerintah Indonesia kembali menegaskan keseriusannya dalam mengembangkan energi baru terbarukan, khususnya panas bumi, sebagai bagian dari transisi energi bersih nasional. Di bawah payung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah menetapkan target ambisius untuk menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) sebesar 5,2 gigawatt (GW) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Langkah ini bukan tanpa alasan. Indonesia tercatat sebagai negara dengan potensi panas bumi terbesar di dunia, menyumbang sekitar 40 persen dari total potensi global, atau setara dengan 23,7 GW. Posisi geografis Indonesia yang berada di kawasan cincin api Pasifik (ring of fire) menjadikannya salah satu negara dengan cadangan panas bumi yang sangat melimpah.

Potensi Energi Panas Bumi Dunia

Panas bumi diakui sebagai salah satu sumber energi paling bersih dan berkelanjutan. Berbeda dengan energi fosil yang terbatas dan berkontribusi pada emisi karbon, energi panas bumi berasal dari panas alami perut bumi yang bisa dimanfaatkan terus menerus dengan risiko emisi yang lebih rendah.

Indonesia menjadi pusat perhatian dunia karena cadangan panas buminya diperkirakan mencapai hampir sepertiga dari total potensi global. Angka 23,7 GW bukanlah jumlah kecil, dan apabila dimaksimalkan, kapasitas ini dapat membantu Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga memperkuat posisinya di kancah energi bersih dunia.

Kementerian ESDM menegaskan bahwa pemanfaatan potensi ini akan dilakukan secara bertahap dan terukur, sesuai dengan kebutuhan listrik nasional serta dukungan investasi di sektor energi terbarukan.

Target Ambisius dalam RUPTL 2025–2034

RUPTL 2025–2034 menetapkan bahwa penambahan kapasitas 5,2 GW dari PLTP akan menjadi salah satu prioritas. Target ini mencerminkan arah kebijakan energi nasional yang tidak lagi bertumpu hanya pada batu bara atau energi fosil, tetapi lebih berorientasi pada sumber energi ramah lingkungan.

Kapasitas tambahan ini diharapkan mampu memperkuat bauran energi baru terbarukan yang pada tahun-tahun mendatang akan semakin krusial, sejalan dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi karbon dan mencapai net zero emission pada 2060.

Keberhasilan proyek PLTP juga akan sangat bergantung pada kerjasama antara pemerintah, BUMN energi seperti Pertamina Geothermal Energy (PGE), serta para mitra swasta yang memiliki minat berinvestasi di bidang panas bumi.

Implementasi di Lapangan

Di sisi operasional, pemanfaatan panas bumi sudah berjalan di sejumlah titik, salah satunya adalah PGE Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Di lokasi ini, para pekerja terus memastikan infrastruktur pipa dan pembangkit beroperasi optimal untuk mendukung suplai listrik.

Foto pekerja yang memeriksa jaringan pipa PLTP di Kamojang menjadi simbol nyata bagaimana panas bumi tidak hanya berhenti pada rencana, tetapi sudah terwujud dalam sistem kelistrikan nasional. Kamojang sendiri merupakan salah satu pionir proyek panas bumi di Indonesia, dan terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan energi ramah lingkungan.

Tantangan dan Peluang

Meski potensinya besar, pengembangan PLTP di Indonesia tidak lepas dari sejumlah tantangan. Biaya investasi awal yang tinggi, risiko teknis dalam eksplorasi, hingga isu lingkungan seperti potensi pencemaran gas atau perubahan tata tanah menjadi faktor yang harus diperhitungkan dengan hati-hati.

Namun, peluang yang terbuka juga jauh lebih besar. Tren global menuju energi hijau membuat banyak negara dan investor tertarik mendukung pengembangan geothermal di Indonesia. Dengan dukungan regulasi yang tepat dan insentif investasi, target penambahan 5,2 GW bukan mustahil untuk dicapai.

Selain itu, teknologi panas bumi terus berkembang. Dengan inovasi terbaru, seperti sistem monitoring berbasis digital dan metode pengeboran yang lebih efisien, biaya operasional bisa ditekan, sehingga pemanfaatan energi panas bumi akan semakin ekonomis.

Energi Panas Bumi sebagai Pilar Transisi

Komitmen Indonesia mengembangkan panas bumi merupakan bagian integral dari strategi transisi energi nasional. Pemerintah tidak hanya ingin mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga ingin menempatkan Indonesia sebagai pemimpin dalam pemanfaatan energi bersih di kawasan Asia Tenggara.

Panas bumi diyakini dapat menjadi pilar utama untuk menjamin ketersediaan listrik berkelanjutan, sekaligus mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs).

Harapan ke Depan

Dengan target yang jelas di RUPTL, ditambah potensi cadangan yang sangat besar, panas bumi akan menjadi salah satu faktor kunci dalam masa depan energi Indonesia. Implementasi di lapangan seperti yang dilakukan Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang memberi gambaran bahwa visi tersebut bukan hanya angan-angan.

Kerjasama lintas sektor, investasi yang konsisten, serta dukungan masyarakat akan menjadi fondasi keberhasilan pengembangan panas bumi. Jika semua pihak bergerak sejalan, Indonesia bukan hanya mampu memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, tetapi juga dapat berkontribusi dalam upaya global menekan perubahan iklim.

Terkini

Cegah Masalah Gigi, Kemenkes Tingkatkan Kesadaran Publik

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:54 WIB

Poco M7 Plus RAM 4GB Hadir Dengan Fitur Lengkap Performa Gacor

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:52 WIB

Motorola Moto Pad 60 Series Hadir Dengan Fitur Premium

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:49 WIB

5 Wisata Petualangan Susur Sungai Yogyakarta Nikmati Alam

Selasa, 16 September 2025 | 15:49:47 WIB