Jakarta – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mengumumkan bahwa stabilitas Industri Jasa Keuangan (IJK) di Bali tetap terjaga hingga akhir Desember 2024. Hal ini dipandang sebagai capaian positif dengan dukungan dari permodalan yang kuat, likuiditas yang terjaga, serta profil risiko yang terkendali.
Sektor perbankan di Bali menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan penyaluran kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus meningkat. Data terbaru menunjukkan bahwa penyaluran kredit telah mencapai Rp112,31 triliun, tumbuh 6,81 persen secara year-on-year (yoy), meningkat dari pertumbuhan 6,10 persen yoy yang tercatat pada Desember 2023. Pertumbuhan ini mengindikasikan perbaikan dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi di Bali, Senin, 17 Februari 2025.
Ketua OJK Bali, I Nyoman Sudarmo, mengatakan, "Stabilitas ini merupakan hasil kerja keras seluruh elemen di industri jasa keuangan yang terus berupaya meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kami melihat pertumbuhan kredit investasi yang signifikan sebesar 18,47 persen yoy sebagai indikator positif kepercayaan masyarakat."
Fokus pada Sektor UMKM dan Ekonomi Kreatif
Sebanyak 52,50 persen dari total kredit disalurkan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dengan pertumbuhan sebesar 5,99 persen yoy. Berdasarkan sektor, penyaluran kredit lebih banyak diserap oleh sektor konsumtif (34,14 persen) dan sektor perdagangan besar serta eceran (28,79 persen). Tidak hanya itu, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum juga mengalami pertumbuhan yang kuat sebesar 15,16 persen yoy, menggambarkan vitalitas ekonomi kreatif di pulau dewata.
Di sisi lain, penghimpunan DPK mencapai Rp189,75 triliun, tumbuh 13,85 persen yoy, meski sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan 18,13 persen yoy pada tahun sebelumnya. Mayoritas peningkatan ini didorong oleh kenaikan nominal tabungan yang meningkat Rp12,84 triliun. Sementara itu, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 59,19 persen pada penutupan akhir tahun.
Tingkat Kualitas Kredit Membaik
Kualitas kredit pun tercatat membaik dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 2,94 persen, sedikit membaik dibandingkan 2,95 persen pada Desember 2023. Sementara itu, NPL net mencapai 2,04 persen, lebih baik dibandingkan 2,24 persen pada November 2024. Rasio Loan at Risk (LaR) juga mengalami penurunan siginifikan menjadi 11,96 persen, dari sebelumnya 19,55 persen pada Desember 2023, menandakan adanya perbaikan dalam restrukturisasi kredit dan ekspansi kredit baru.
Peningkatan Investasi dan Pembiayaan
Jumlah investor pasar modal di Bali mengalami peningkatan yang signifikan, dengan investor saham mencapai 143.402 Single Investor Identification (SID), meningkat 22,83 persen yoy. Investor reksa dana dan Surat Berharga Negara (SBN) juga mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 25,68 persen yoy dan 23,18 persen yoy. Nilai kepemilikan saham di Bali dilaporkan mencapai Rp5,3 triliun, tumbuh 18,22 persen yoy, dan nilai transaksi saham mengalami peningkatan pesat sebesar 71,16 persen yoy.
Piutang pembiayaan dari perusahaan pembiayaan di Bali mencapai Rp12,08 triliun, tumbuh 12,42 persen yoy, meskipun lebih rendah dari 20,37 persen yoy yang tercatat pada Desember 2023. Sektor perdagangan besar dan eceran menjadi penerima terbesar dengan pangsa 29,49 persen. Non Performing Financing (NPF) pada perusahaan pembiayaan turun menjadi 0,93 persen, membaik dari 1,15 persen di Desember 2023.
Upaya Mendorong Inklusi Keuangan
Dalam mendukung inklusi keuangan dan meningkatkan literasi di masyarakat, OJK Bali bekerjasama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) melaksanakan berbagai program edukasi. Sepanjang tahun 2024, sebanyak 640 kegiatan edukasi keuangan berhasil menjangkau lebih dari 59.705 orang secara tatap muka dan 388.980 orang melalui media sosial.
"Kami berkomitmen untuk terus mendorong inklusi keuangan di Bali dengan menyelenggarakan berbagai program edukasi dan fasilitasi akses kredit bagi UMKM," tambah Sudarmo. Program Kredit/Pembiayaan Sektor Prioritas (K/PSP) Pertanian berupaya memperluas akses perbankan kepada petani, dengan total kredit mencapai Rp5,7 triliun, tumbuh 10,03 persen yoy.
OJK dan TPAKD juga mengadakan 159 acara yang melibatkan 5.643 peserta UMKM dalam rangka bimbingan teknis dan kelas akselerasi, bertujuan meningkatkan daya saing UMKM di kancah nasional dan internasional.
Dengan komitmen kuat dari OJK Bali dan seluruh stakeholder, industri jasa keuangan di Bali diharapkan terus menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan berkontribusi positif bagi perekonomian daerah sepanjang tahun 2024 dan seterusnya.