DANANTARA

Danantara: Solusi Efektif Kurangi Ketergantungan BUMN pada Penyertaan Modal Negara

Danantara: Solusi Efektif Kurangi Ketergantungan BUMN pada Penyertaan Modal Negara
Danantara: Solusi Efektif Kurangi Ketergantungan BUMN pada Penyertaan Modal Negara

Jakarta - Keberadaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) diyakini akan menjadi solusi efektif dalam mengurangi ketergantungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada Penyertaan Modal Negara (PMN). Hal ini dikemukakan oleh ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, yang melihat prospek cerah dari struktur fleksibel yang diusung Danantara, Senin, 17 Februari 2025.

Danantara, yang segera akan diluncurkan, diharapkan memiliki fleksibilitas lebih dalam menarik investasi dan menggandeng mitra strategis, sebuah keunggulan yang dinilai lebih efisien dibandingkan model BUMN konvensional. "Setting Danantara juga membuatnya lebih lincah menarik investasi atau merangkul strategic partner dibandingkan format BUMN konvensional. Dampaknya, ketergantungan BUMN terhadap PMN akan bisa dikurangi," ungkap Wijayanto.

Struktur Dinamis dan Profesionalisme Tinggi

Struktur dinamis Danantara memungkinkan kolaborasi yang lebih efisien dengan para investor sehingga BUMN dapat lebih mandiri dalam pembiayaan proyek-proyek strategis tanpa bergantung sepenuhnya pada PMN. Wijayanto menambahkan, "Kehadiran Danantara juga akan membawa perubahan positif dalam pengelolaan BUMN, dengan meningkatkan profesionalisme dan mengurangi unsur politis serta birokrasi yang sering menjadi hambatan."

Peningkatan aspek Good Corporate Governance (GCG) menjadi salah satu target krusial dari reformasi yang diusung Danantara. Profesionalisme dalam pengelolaan BUMN diharapkan dapat membangun kepercayaan pasar sekaligus meningkatkan daya saing perusahaan di kancah internasional. Dengan DNA korporasi yang lebih kuat, BUMN juga diharapkan mampu mengambil keputusan bisnis secara lebih berani, kreatif, dan fleksibel.

Tantangan dan Hambatan Legal

Meski diselimuti optimisme, tantangan tetap membayangi perjalanan Danantara. Salah satu masalah yang ditekankan Wijayanto adalah kerumitan dalam kerangka hukum (legal framework) yang perlu disederhanakan agar tidak menjadi batu sandungan bagi operasional Danantara. "Belum ada jaminan yang solid bahwa politisasi tidak akan terjadi di Danantara. Ini berpotensi menimbulkan kerumitan-kerumitan di masa mendatang," jelas Wijayanto.

Selain itu, potensi masalah dalam struktur kepemimpinan yang mungkin terlalu banyak serta ancaman politisasi merupakan perhatian yang perlu diwaspadai dalam menjaga efektivitas Danantara di masa depan.

Dukungan Pemerintah dan Peluncuran Resmi

Presiden Prabowo Subianto dalam sebuah pengumuman terpisah telah mengonfirmasi bahwa Danantara akan resmi diluncurkan pada 24 Februari 2025. Pada tahap awal, Danantara ditugaskan untuk mengelola aset negara bernilai lebih dari 900 miliar dolar AS. Proyek-proyek yang akan menjadi fokus termasuk di sektor energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan, semuanya diarahkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan serta berdampak tinggi.

"Danantara yang akan diluncurkan pada 24 Februari, bulan ini, akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset negara kita ke dalam proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, produksi pangan, dan lain-lain," ujar Presiden Prabowo.

Dengan berbagai persiapan dan dukungan kuat dari pemerintah, kehadiran Danantara diharapkan tidak hanya membawa angin segar bagi pengelolaan investasi negara tetapi juga berfungsi mengokohkan posisi BUMN Indonesia di panggung global. Dukungan dari berbagai pihak serta perbaikan sistem dalam pengelolaan diharapkan bisa segera terwujud untuk memastikan Danantara bisa berkiprah secara optimal dan menjawab tantangan yang ada.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index