Jakarta - Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), Pegadaian dan Garuda Indonesia meluncurkan Program Transformasi Sekolah yang berlangsung di Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Program ambisius ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru serta manajemen sekolah, sembari memperkenalkan pendekatan berbasis digital dalam proses pembelajaran.
Program Transformasi Sekolah ini dijalankan mulai Oktober 2024 hingga Juni 2025, menyasar delapan sekolah dasar (SD) dengan melibatkan 30 guru dan 16 anggota manajemen sekolah sebagai peserta utama. Pelatihan dilakukan dalam format hybrid dengan memanfaatkan teknologi pendidikan melalui platform Guru Binar. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi para pendidik yang memiliki keterbatasan akses ke pelatihan konvensional, Senin, 17 Februari 2025.
Kerjasama yang solid dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Manggarai Barat serta dukungan dari Putera Sampoerna Foundation memastikan bahwa program ini tidak hanya menyediakan pelatihan, tetapi juga membangun lingkungan belajar yang lebih kondusif dan inovatif. Fokus dari pelatihan ini adalah untuk mempersiapkan para guru dan manajemen sekolah dengan keterampilan yang diperlukan dalam menerapkan metode pengajaran modern yang sejalan dengan perkembangan teknologi.
I Gede Anom Sastrawan, Deputi Bisnis Area Ende Pegadaian, menyatakan, “Pendidikan adalah investasi masa depan, dan kami berkomitmen untuk memberikan akses pelatihan berkualitas kepada para pendidik di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Kami berharap program ini mampu menciptakan perubahan yang nyata bagi sekolah-sekolah di Manggarai Barat.”
Wacana transformasi pendidikan ini tidak hanya memfokuskan pada peningkatan keterampilan, tetapi juga memperkenalkan pemanfaatan alat digital sebagai komponen kunci dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan dukungan teknologi, proses pembelajaran diharapkan dapat berjalan lebih interaktif dan efektif, mengatasi berbagai tantangan yang selama ini dihadapi sekolah-sekolah di daerah 3T.
"Kunci sukses dari program ini adalah kolaborasi dan inovasi. Kami berkomitmen untuk melanjutkan kerjasama ini dengan melibatkan berbagai pihak dan terus beradaptasi dengan kebutuhan pendidikan di lapangan," tambah I Gede Anom Sastrawan saat diwawancarai lebih lanjut.
Pelatihan ini diharapkan dapat mengatasi tantangan yang dihadapi oleh para guru di daerah-daerah terpencil, di mana akses terhadap sumber daya pendidikan yang memadai sering kali terbatas. Dengan memperkuat keterampilan guru dan manajemen sekolah, program ini diharapkan dapat berdampak positif pada hasil belajar para siswa, meningkatkan daya saing mereka di masa depan.
Program Transformasi Sekolah ini juga akan menjadi platform bagi para peserta untuk saling berbagi pengalaman dan best practice dalam mengelola institusi pendidikan. Dengan demikian, mereka dapat membangun jaringan yang lebih luas yang akan memfasilitasi pertukaran ide dan inovasi demi kemajuan pendidikan.
"Harapan kami adalah menciptakan efek domino, di mana sekolah-sekolah yang ikut dalam program ini dapat menjadi model yang mampu menginspirasi lembaga pendidikan lainnya di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar," ujar Gede Anom Sastrawan, mengakhiri wawancaranya.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pihak swasta dan pemerintah daerah, serta dukungan dari masyarakat, Program Transformasi Sekolah diharapkan mampu menjadi pionir dalam mereformasi sistem pendidikan di daerah 3T. Langkah ini mencerminkan komitmen yang mendalam untuk menyamakan akses pendidikan yang berkualitas bagi semua anak bangsa, tanpa terkecuali.