Workshop Energi

Workshop Energi Terbarukan: Polinema Latih Warga Desa Tulusbesar Merangkai PLTS untuk Pembangkit Listrik Berkelanjutan

Workshop Energi Terbarukan: Polinema Latih Warga Desa Tulusbesar Merangkai PLTS untuk Pembangkit Listrik Berkelanjutan
Workshop Energi Terbarukan: Polinema Latih Warga Desa Tulusbesar Merangkai PLTS untuk Pembangkit Listrik Berkelanjutan

Jakarta - Dalam upaya mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil, tim dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) mengadakan pelatihan merangkai perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Tulusbesar, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Workshop yang dilaksanakan pada Sabtu, 15 Februari 2025 ini bertujuan untuk memberdayakan warga dan perangkat desa dalam memanfaatkan energi surya secara mandiri.

Prof. Dr. Ratna Ika Putri, ST., MT., salah satu dosen dari tim pelatihan, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari beberapa pelatihan sebelumnya. Lebih lanjut, tim dosen Polinema juga telah memberikan hibah berupa pemasangan solar panel di panggung kesenian desa tersebut. "Pelatihan ini diselenggarakan untuk membekali perangkat desa dan warga dalam merawat PLTS yang telah kami pasang. Harapannya, mereka dapat melakukan pemeliharaan secara mandiri," ujar Ratna, Selasa, 18 Februari 2025.

Peserta yang hadir tampak antusias mengikuti workshop yang dilaksanakan di Kantor Desa Tulusbesar. Selama kegiatan, mereka dipandu untuk merangkai PLTS sederhana, termasuk merakit solar panel mini dan mempelajari cara merawat panel serta baterainya. Untuk mempermudah simulasi, tim dosen telah menyiapkan modul kit, solder, timah putih, kabel kupas, dan perlengkapan lainnya.

Ratna menekankan pentingnya pemeliharaan perangkat solar panel yang telah dipasang di panggung kesenian desa. "Pemeliharaan sangat diperlukan, setidaknya setiap enam bulan sekali, agar debu yang menempel tidak menghambat penyerapan sinar matahari. Hal ini juga penting untuk menjaga efisiensi dan masa pakai panel surya," jelasnya.

Panggung kesenian Desa Tulusbesar kini dilengkapi dengan panel surya, menggantikan ketergantungan pada listrik dari PLN yang selama ini belum tersedia. Dengan adanya panel surya, panggung tersebut dapat digunakan pada malam hari tanpa beban listrik dari PLN. "Kami berharap dengan adanya panel surya, panggung kesenian ini lebih sering digunakan, terutama pada malam hari, tanpa harus bergantung pada penerangan dari PLN," tambah Ratna.

Lebih jauh, Ratna berharap bahwa generasi muda di Desa Tulusbesar mulai tertarik dengan teknologi energi terbarukan dan masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada energi yang tidak terbarukan seperti batu bara. "PLN masih bergantung pada batu bara yang tidak bisa diperbarui. Padahal, penggunaan energi fosil menyumbang emisi karbon tinggi dan polusi yang berujung pada pemanasan global," tuturnya.

Ratna menuturkan bahwa beralih ke energi terbarukan akan memberikan manfaat jangka panjang, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi. "Gerakan menuju penggunaan energi terbarukan sangat diperlukan untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. Manfaatnya tidak hanya bagi lingkungan tetapi juga mengurangi pengeluaran biaya energi," pungkasnya.

Melalui pelatihan ini, Polinema berkomitmen untuk terus mendukung penyelesaian permasalahan masyarakat dengan implementasi teknologi yang tepat guna. Langkah ini sejalan dengan visi menuju masyarakat yang mandiri dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia, serta menjadi bagian dari solusi global dalam mengatasi krisis energi dan lingkungan.

Dengan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat Desa Tulusbesar dalam penggunaan PLTS, diharapkan keberlanjutan penggunaan energi terbarukan semakin berkembang dan memberikan dampak positif bagi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat setempat. Workshop ini bukan hanya sekadar transfer ilmu, namun juga menginspirasi masyarakat untuk berinovasi dalam mengelola sumber daya energi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index