JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menegaskan pentingnya ketersediaan gudang modern untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Ia memastikan akan membangun 100 gudang baru yang diperuntukkan bagi Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Dalam pidatonya pada acara puncak Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Prabowo menyampaikan bahwa langkah ini merupakan jawaban atas tingginya produksi beras Indonesia.
Produksi yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah membuat kebutuhan gudang penyimpanan semakin mendesak. “Produksi beras kita tertinggi sepanjang sejarah NKRI, dan masalahnya sekarang adalah kita kekurangan gudang. Karena itu, saya sudah mengalokasikan 100 gudang baru untuk Bulog, akan bangun 100 gudang baru,” ungkap Prabowo.
Prabowo menjelaskan, gudang yang akan dibangun memiliki kapasitas besar dengan lahan seluas lima hektare untuk tiap unit. Dengan rancangan itu, diharapkan Bulog bisa menyerap lebih banyak gabah dari petani dan menstabilkan cadangan pangan nasional.
Anggaran Besar untuk Fasilitas Modern
Terkait pembiayaan, Presiden Prabowo menyebut bahwa pembangunan gudang ini membutuhkan anggaran sebesar Rp 5 triliun. Dana tersebut digunakan untuk membangun fasilitas modern yang dapat menunjang penyimpanan beras secara optimal.
“Gudang modern dan itu mereka hanya butuh Rp 5 T (triliun),” kata Prabowo. Dengan fasilitas ini, kualitas beras dapat terjaga lebih lama dan distribusi lebih mudah dilakukan ke berbagai daerah.
Dalam kesempatan berbeda, Prabowo juga menegaskan pentingnya pengelolaan pangan yang modern agar Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga bersiap menjadi eksportir. Menurutnya, ketersediaan infrastruktur penyimpanan akan menentukan keberhasilan program ketahanan pangan.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman sebelumnya mengungkapkan bahwa kebutuhan gudang semakin mendesak seiring dengan masifnya panen raya di berbagai provinsi. Untuk sementara, Bulog bahkan harus menyewa gudang tambahan agar penyerapan beras dari petani tidak terhambat.
Surplus Produksi Jadi Landasan Kebijakan
Pembangunan 100 gudang ini tidak terlepas dari capaian produksi beras nasional yang mencatat rekor baru. Dalam pidato kenegaraannya di Sidang Tahunan MPR RI, Prabowo menegaskan bahwa cadangan beras nasional kini mencapai 4 juta ton.
“Hari ini kita surplus produksi beras. Stok cadangan beras nasional hari ini lebih dari 4 juta ton,” tegasnya. Ia menyebut capaian tersebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Lebih jauh, Prabowo mengatakan bahwa keberhasilan produksi beras membuka peluang bagi Indonesia untuk kembali mengekspor hasil pertanian. “Untuk pertama kali dalam puluhan tahun, Indonesia bisa kembali ekspor beras dan jagung,” ungkapnya.
Kondisi surplus ini menjadi kebanggaan sekaligus tantangan, sebab cadangan yang melimpah harus ditopang dengan infrastruktur penyimpanan yang memadai. Tanpa gudang baru, sebagian hasil panen dikhawatirkan tidak dapat diserap maksimal oleh Bulog.
Menurut catatan internal, Bulog telah memiliki lebih dari 1.500 gudang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, kebutuhan terus bertambah seiring dengan target penyerapan beras dari petani yang semakin besar.
Kolaborasi Bulog dan Mitra Pangan Nasional
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Arwalhudin Widiarso, menjelaskan bahwa pihaknya siap memanfaatkan tambahan gudang yang direncanakan pemerintah. Selain itu, Bulog juga terus menjalin kerja sama dengan pihak eksternal untuk memperkuat kapasitas penyimpanan.
“Bulog memiliki lebih dari 1.500 unit gudang penyimpanan komoditi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Tetapi, untuk memaksimalkan penyerapan gabah dan beras dari petani, Bulog akan bekerja sama dengan pihak-pihak eksternal yang memiliki gudang seperti TNI maupun BUMN pangan,” jelas Arwalhudin.
Langkah kolaborasi ini penting karena kebutuhan penyimpanan tidak bisa hanya bergantung pada fasilitas internal. Keterlibatan BUMN pangan dan institusi lain diharapkan mempercepat distribusi serta menjamin kualitas beras di lapangan.
Prabowo menekankan bahwa pembangunan gudang baru adalah bagian dari strategi besar menjaga ketahanan pangan nasional. Gudang modern nantinya dilengkapi fasilitas penyimpanan yang lebih efisien dan terstandar sehingga mendukung misi pemerintah dalam menstabilkan harga pangan.
Dengan program ini, diharapkan tidak ada lagi kekhawatiran mengenai keterbatasan kapasitas Bulog dalam menampung hasil panen petani. Pembangunan gudang juga dianggap sebagai bentuk keberpihakan negara kepada para petani yang selama ini menjadi tulang punggung produksi pangan nasional.
Kebijakan pembangunan 100 gudang modern bagi Bulog yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto memperlihatkan keseriusan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan. Produksi beras yang surplus kini memiliki payung infrastruktur baru agar hasil panen terserap dengan baik.
Dengan dukungan anggaran Rp 5 triliun, gudang-gudang ini diproyeksikan menjadi fondasi penting bagi Bulog dalam mengamankan cadangan beras nasional. Lebih dari itu, langkah ini juga membuka peluang Indonesia untuk mengokohkan posisinya sebagai eksportir pangan di masa depan.
Melalui kolaborasi pemerintah, Bulog, serta mitra eksternal, harapannya masyarakat dapat merasakan langsung manfaat stabilitas harga dan ketersediaan pangan. Dengan demikian, surplus produksi tidak hanya menjadi angka statistik, melainkan juga kesejahteraan nyata bagi rakyat Indonesia.