IHSG

IHSG Diprediksi Cetak Rekor Baru, Saham ASII dan ICBP Dilirik

IHSG Diprediksi Cetak Rekor Baru, Saham ASII dan ICBP Dilirik
IHSG Diprediksi Cetak Rekor Baru, Saham ASII dan ICBP Dilirik

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih memiliki ruang penguatan yang cukup besar dan berpotensi mencetak rekor penutupan tertinggi baru pada pekan ini, 6—10 Oktober 2025. 

Sejumlah analis menilai momentum positif di pasar saham domestik masih berlanjut, dengan saham-saham unggulan seperti PT Astra International Tbk. (ASII), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) menjadi sorotan utama investor.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi menegaskan, tren kenaikan IHSG yang terlihat pada akhir pekan lalu membuka peluang penguatan lanjutan. IHSG ditutup naik 0,23% ke level 8.118,30 pada Jumat, 3 Oktober 2025, dan menurut Imam, indeks berpotensi menembus level resisten di 8.168. Jika tercapai, posisi tersebut akan menandai rekor penutupan tertinggi (all-time high/ATH) baru, melampaui rekor sebelumnya di 8.126,55 pada 24 September 2025.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa ruang koreksi jangka pendek tetap terbuka, terutama apabila data ekonomi domestik yang dirilis pekan ini tidak sesuai ekspektasi atau bila pernyataan pejabat The Federal Reserve (The Fed) cenderung hawkish. Ketidakpastian global seperti fluktuasi harga komoditas dan pergerakan arus modal asing juga berpotensi menjadi tekanan bagi IHSG dengan area support di sekitar 8.022.

Imam menilai, sentimen global masih cukup dominan dalam membentuk arah pasar. “Pasar keuangan global masih dibayangi oleh isu fiscal uncertainty di Amerika Serikat yang belum sepenuhnya mereda setelah ancaman government shutdown akhir pekan lalu,” jelasnya dalam riset IPOT.

Dalam situasi tersebut, perhatian pelaku pasar akan tertuju pada sejumlah agenda penting dari The Fed, termasuk pidato dua pejabatnya—Raphael Bostic dan Michelle Bowman—serta publikasi Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes pada 8 Oktober 2025.

Selain itu, data Initial Jobless Claims yang dijadwalkan rilis pada 9 Oktober akan menjadi indikator penting bagi investor untuk memantau arah kebijakan suku bunga. Data tenaga kerja yang melemah dapat memperkuat ekspektasi pasar terhadap pelonggaran moneter lebih lanjut di tengah tanda-tanda pelemahan ekonomi AS.

Imam menambahkan, faktor eksternal lain yang juga perlu diwaspadai datang dari Tiongkok. “Investor perlu memantau tindak lanjut stimulus fiskal yang digulirkan pemerintah Tiongkok. Langkah tersebut diharapkan mampu mendorong konsumsi dan pada akhirnya meningkatkan permintaan terhadap komoditas ekspor utama Indonesia,” ujarnya.

Dari dalam negeri, rangkaian rilis data ekonomi penting pada pekan ini akan menjadi fokus utama pelaku pasar. Bank Indonesia dijadwalkan mengumumkan posisi Cadangan Devisa (Cadev) pada 7 Oktober, yang akan menjadi indikator ketahanan eksternal negara. Sementara itu, data Retail Sales serta penjualan kendaraan bermotor dan mobil untuk periode September akan dipublikasikan pada 9–10 Oktober 2025.

“Rangkaian data tersebut akan memberikan gambaran mengenai kekuatan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat kelas menengah—dua faktor yang selama ini menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkap Imam.

Menanggapi dinamika pasar tersebut, IPOT merekomendasikan investor untuk mencermati tiga saham unggulan yang berpotensi mencatatkan kinerja positif pekan ini, yakni ASII, JSMR, dan ICBP.

Berikut rekomendasi lengkap dari IPOT untuk pekan ini:

Buy ASII (Entry: 5.825, Target: 6.075, Stop Loss <5.700)
Saham ASII dinilai berpeluang mencatatkan kinerja positif seiring meningkatnya aktivitas konsumsi dan penjualan kendaraan bermotor setelah pemerintah mengumumkan stimulus bagi 30 juta keluarga. Selain itu, percepatan proyek infrastruktur menjelang akhir tahun serta prospek penurunan suku bunga global diperkirakan akan menurunkan biaya pembiayaan dan mendorong minat kredit kendaraan. Rilis data penjualan mobil dan motor September juga berpotensi menjadi katalis tambahan apabila menunjukkan tren perbaikan.

Buy on Pullback JSMR (Entry: 3.840–3.890, Target: 4.100, Stop Loss <3.750)
Saham JSMR berpotensi mendapat dukungan dari meningkatnya mobilitas masyarakat dan belanja infrastruktur pemerintah pada penghujung tahun anggaran. Selain itu, rencana percepatan proyek jalan tol baru dan stimulus fiskal yang digelontorkan pemerintah diperkirakan mendorong volume trafik kendaraan. Ekspektasi pemangkasan suku bunga global pada akhir tahun juga dapat menurunkan beban bunga dan memperkuat ekspansi bisnis Jasa Marga.

Buy ICBP (Entry: 9.550, Target: 10.050, Stop Loss <9.300)
Emiten sektor konsumsi ini dipandang defensif di tengah kondisi ekonomi yang fluktuatif. Stabilnya inflasi domestik dan daya beli masyarakat yang mulai pulih menjelang kuartal IV 2025 menjadi katalis utama penguatan saham ICBP. Selain itu, penguatan rupiah dan potensi pelonggaran moneter global dapat menekan biaya impor bahan baku, memperluas margin keuntungan, dan menjaga kinerja keuangan perusahaan tetap solid.

Dengan sejumlah katalis tersebut, peluang IHSG untuk menembus rekor baru pekan ini dinilai cukup terbuka. Stabilitas fundamental ekonomi domestik, ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global, serta prospek positif dari emiten unggulan di sektor otomotif, infrastruktur, dan konsumsi menjadi faktor yang menopang sentimen positif pasar modal Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index