Sembako

Harga Sembako Jatim Stabil, Cabai Rawit Turun, Bawang Merah Naik

Harga Sembako Jatim Stabil, Cabai Rawit Turun, Bawang Merah Naik
Harga Sembako Jatim Stabil, Cabai Rawit Turun, Bawang Merah Naik

JAKARTA - Pasar kebutuhan pokok di Jawa Timur menunjukkan dinamika menarik dengan pergerakan harga yang bervariasi.

Beberapa komoditas mengalami penurunan harga seperti cabai keriting, cabai rawit, dan daging ayam kampung. Sementara itu, sejumlah bahan pangan lainnya justru mengalami kenaikan, di antaranya bawang merah, telur ayam kampung, dan daging sapi.

Perubahan harga sembako ini menjadi perhatian masyarakat, khususnya bagi mereka yang mengatur kebutuhan rumah tangga harian. Pemantauan harga yang dilakukan secara rutin dapat membantu masyarakat dalam mengelola pengeluaran di tengah fluktuasi pasar

Langkah ini juga penting bagi pemerintah untuk memastikan ketersediaan bahan pokok tetap stabil di pasaran.

Pergerakan Harga Sembako di Jawa Timur

Sembako atau sembilan bahan pokok menjadi kebutuhan utama setiap rumah tangga di Indonesia. Komponen yang termasuk dalam sembako antara lain beras, gula pasir, minyak goreng dan mentega, daging sapi dan ayam, telur, susu, bawang merah dan putih, gas elpiji serta garam.

Selain itu, sejumlah bahan dapur lain seperti cabai juga menjadi faktor penting dalam kebutuhan harian masyarakat.

Berdasarkan data terbaru dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, harga rata-rata sembako hari ini sebagai berikut:

Beras premium Rp15.156/kg, beras medium Rp12.920/kg, gula kristal putih Rp16.218/kg, dan minyak goreng curah Rp18.598/liter. Untuk minyak goreng kemasan premium tercatat Rp20.047/liter, sedangkan minyak kemasan sederhana Rp17.349/liter dan Minyakita Rp16.567/liter.

Sementara itu, harga daging sapi paha belakang berada di kisaran Rp119.481/kg, daging ayam ras Rp35.474/kg, dan ayam kampung Rp66.819/kg. Untuk telur ayam ras dijual Rp28.218/kg, sedangkan telur ayam kampung mencapai Rp46.985/kg.

Harga susu kental manis merek Bendera dan Indomilk masing-masing Rp12.400 dan Rp12.322 per kaleng, sedangkan susu bubuknya sekitar Rp41 ribu per dos. Adapun garam bata dijual Rp1.807/kg dan garam halus Rp9.275/kg.

Cabai merah keriting Rp47.123/kg, cabai merah besar Rp45.582/kg, dan cabai rawit merah Rp30.737/kg. Sementara bawang merah Rp33.189/kg dan bawang putih Rp30.040/kg, serta gas elpiji ukuran 3 kg dijual rata-rata Rp19.772.

Komoditas yang Mengalami Penurunan dan Kenaikan

Fluktuasi harga tidak terjadi secara merata di semua jenis bahan pokok. Sejumlah komoditas menunjukkan tren penurunan, di antaranya cabai keriting yang turun Rp412 atau 0,87 persen.

Cabai rawit merah juga mengalami penurunan sebesar Rp490 atau 1,57 persen, sedangkan harga daging ayam kampung berkurang Rp1.836 atau 2,67 persen. Sebaliknya, ada pula beberapa bahan yang mengalami kenaikan harga.

Bawang merah naik Rp394 atau 1,20 persen, telur ayam kampung naik Rp471 atau 1,01 persen, serta daging sapi naik Rp301 atau 0,25 persen. Kenaikan ini masih tergolong ringan namun tetap berpengaruh terhadap biaya belanja masyarakat.

Perubahan harga ini menunjukkan adanya keseimbangan baru di pasar sembako Jawa Timur. Komoditas yang pasokannya melimpah cenderung turun harganya, sementara yang produksinya berkurang mengalami kenaikan. Meski demikian, secara umum kondisi harga bahan pokok masih dalam kategori stabil.

Pemerintah daerah terus melakukan pemantauan terhadap harga bahan pokok untuk memastikan ketersediaan tetap terjaga. Melalui kerja sama antara dinas perdagangan dan pelaku pasar, diharapkan distribusi barang tetap lancar. Langkah ini penting agar tidak terjadi lonjakan harga mendadak menjelang akhir tahun.

Faktor yang Mempengaruhi Fluktuasi Harga Sembako

Perubahan harga bahan pokok dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berkaitan. Kenaikan permintaan tanpa peningkatan pasokan biasanya menyebabkan harga naik.
Sebaliknya, jika pasokan melimpah sedangkan permintaan tetap, harga cenderung menurun.

Kondisi cuaca ekstrem dan bencana alam juga menjadi faktor penting dalam menentukan harga. Ketika cuaca buruk terjadi, hasil panen menurun dan pasokan berkurang, yang berdampak pada kenaikan harga. Selain itu, perubahan musim turut mempengaruhi distribusi barang, terutama komoditas pertanian seperti cabai dan bawang.

Kebijakan pemerintah juga berperan besar dalam menjaga stabilitas harga sembako. Regulasi mengenai impor, subsidi, serta pajak dapat mempengaruhi harga di pasaran.
Misalnya, pembatasan impor pada saat produksi dalam negeri menurun dapat mendorong harga naik sementara waktu.

Biaya produksi yang meningkat akibat kenaikan harga bahan bakar, pupuk, atau upah pekerja juga turut berkontribusi. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing memengaruhi harga barang impor, terutama bahan pangan nonlokal. Selain itu, inflasi yang tinggi mendorong kenaikan biaya hidup dan berimbas pada harga bahan pokok.

Masalah logistik dan distribusi juga menjadi penyebab naik turunnya harga. Gangguan dalam pengiriman barang seperti kemacetan atau pemogokan pekerja bisa menghambat suplai ke pasar. Kondisi ini sering kali membuat harga di tingkat konsumen naik meski stok secara nasional masih mencukupi.

Dengan berbagai faktor tersebut, wajar jika harga sembako berubah dari waktu ke waktu. Namun, dengan koordinasi yang baik antara pemerintah, pelaku pasar, dan masyarakat, kestabilan harga dapat tetap dijaga.Harga sembako di Jawa Timur sendiri masih relatif aman dan tidak menunjukkan gejolak signifikan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index